Entreprayer adalah sebuah komunitas bagi para pengusaha, bagi mereka
yang mau belajar jadi pengusaha, dan bagi mereka yang mungkin saat ini
baru berangan bahwa suatu ketika dirinya ingin akan menjadi pengusaha.
Dan juga, bagi siapa saja yang menginginkan perubahan menuju kehidupan
yang lebih baik dan menentramkan
Entreprayer sendiri adalah penggabungan dari dua kata, yakni Entrepreneur yang bermakna pengusaha dan Prayer yang saya artikan sebagai mereka yang senantiasa berdoa dan bertakwa kepada Allah, Tuhannya. sehingga Entreprayer bisa diartikan sebagai pengusaha yang rajin berdoa dan bertakwa kepada Allah, Tuhan kita semua.
Dengan semangat ini, saya pribadi berharap semoga menjadi semangat bersama kita semua untuk menciptakan sebuah komunitas bisnis yang secara terang-terangan menyatakan bahwa Al Quran dan Sunnah sebagai ideologinya. Syariah adalah sebuah solusi bagi pilihan caranya. Ini bukan hanya untuk mereka yang muslim saja, melainkan untuk Indonesia dan untuk dunia.
- Masih banyakkah manusia yang cinta pada halal?
- Masih banyakkah manusia yang cinta dengan tegaknya cara dagang yang jujur dan benar?
- Masih banyakkah manusia yang peduli dengan transaksi yang bebas riba?
- Masih banyakkah manusia yang melibatkan doa sebagai modal utamanya dalam berusaha dan bekerja?
- Masih banyakkah manusia yang peduli dari mana sumber uang yang diterimanya?
- Masih banyakkah manusia yang peduli dengan sumber makanan yang dimakannya?
- Masih banyakkah manusia yang rindu dengan tegaknya aturan Allah di muka bumi?
Penemuan saya begitu menyenangkan. Rupanya di luar perkiraan saya, ternyata masih banyak saudara kita yang rindu dan peduli atas hal-hal yang saya tanyakan di atas. Bahkan sebagian besar menanti adanya orang atau pihak yang menunjukan caranya pada mereka. Benarlah analisa saya selama ini bahwa, “Indonesia bukan tengah kehilangan orang-orang baik, melainkan hanya kesusahan mencari orang-orang baik yang lain yang sevisi untuk diajak berbuat kebaikan bersama”.
Kenapa jadi susah? Karena seringkali kita malu menyampaikannya dan malu mengikrarkannya. Kita takut dianggap sok bener, sok alim, sok suci, munafik, dan predikat-predikat lainnya yang bisa jadi kita akan risih menerimanya. Padahal sebenarnya yang terjadi orang lain juga tengah menanti dan mendeteksi siapa sosok pribadi yang bisa mereka ajak diskusi dan bersama-sama berbuat kebaikan dalam menegakkan cara-cara syar’i, menegakkan halal sebagai filter diri, membasmi riba, dan menghidupkan kembali Sunnah Nabi sebagai solusi. Merinding saya menulis ini.
Kabar itulah yang kemudian membuat saya bergairah dan berdoa dengan sangat serius, “Ya Rabb, jika memang melalui tanganku kerinduan mereka terjawab, maka ilhamkanlah kepadaku solusi yang menjadi jawaban dari apa yang mereka rindukan selama ini.” Melalui Entreprayer inilah saya kemudian bercita-cita untuk membuat solusi atas kerinduan hal-hal di atas menjadi suatu yang nyata.
- “Abisnya, pedagang yang lain juga curang.”
- “Abisnya, nggak ada yang jual daging yang benar-benar meyakinkan kehalalannya.”
- “Abisnya, semuanya sekarang pakai sistem riba, sih.”
- “Abisnya, susah cari mitra yang menjalankan sistem yang benar dan sesuai sunnah.”
- “Abisnya, susah nyari rezeki kalau nggak pake cara yang dilakukan orang-orang lainnya.”
Berbagai keluhan “sampah” bernada serupa membuat kita jadi semakin lupa bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Bijaksana. Nah, biar kita nggak lagi mengeluh dan mendengar keluhan yang sama. Yuk, kita bangkit, beraksi, berkumpul, dan bersama-sama kita membangun jalur pipa kehidupan kita sendiri.
Sungguh berdosa jika sampai hari ini kita tetap saja berlindung dibalik pemakaian kondisi darurat sebagai pembenar atas hal-hal yang Allah dan Rasul-Nya perangi, sementara kita sendiri tak pernah memikirkan dan merencanakan munculnya solusi. Mau sampai kapan kita berdalih dengan kondisi darurat? Pantaskah jawaban ini kita ucapkan di hadapan Allah kelak? Padahal Dia telah menganugerahkan pikiran yang luar biasa dan jumlah yang banyak atas kita? Hanya karena kita tak memikirkan solusi dan tak bersatu bukan berarti menjadikan kondisi darurat mampu menjadi pembenar dan peredam kegelisahan kita atas dosa.
Kita bangun komunitasnya, kita dukung gerakannya, kita hidupkan programnya, dan kita siap menjadi perwakilan-perwakilannya di setiap kota di Indonesia. Siap???
“Menentukan masa depan jauh lebih mudah dilakukan daripada terlarut dalam sesal kesalahan masa lalu yang menyesatkan.” – Andre Raditya
Selengkapnya
kunjungi entreprayer.com
Entreprayer sendiri adalah penggabungan dari dua kata, yakni Entrepreneur yang bermakna pengusaha dan Prayer yang saya artikan sebagai mereka yang senantiasa berdoa dan bertakwa kepada Allah, Tuhannya. sehingga Entreprayer bisa diartikan sebagai pengusaha yang rajin berdoa dan bertakwa kepada Allah, Tuhan kita semua.
Dengan semangat ini, saya pribadi berharap semoga menjadi semangat bersama kita semua untuk menciptakan sebuah komunitas bisnis yang secara terang-terangan menyatakan bahwa Al Quran dan Sunnah sebagai ideologinya. Syariah adalah sebuah solusi bagi pilihan caranya. Ini bukan hanya untuk mereka yang muslim saja, melainkan untuk Indonesia dan untuk dunia.
Latar Belakang
Selama ini, saya mengamati dan selalu mencari tahu ke banyak tempat sembari meneliti tentang hal penting yang ingin segera saya ketahui. Alasan itu membuat saya selama 2 tahun terakhir berkeliling ke banyak tempat di Indonesia untuk mengamati hal penting yang ingin saya ketahui tersebut. Hal penting itu adalah:- Masih banyakkah manusia yang cinta pada halal?
- Masih banyakkah manusia yang cinta dengan tegaknya cara dagang yang jujur dan benar?
- Masih banyakkah manusia yang peduli dengan transaksi yang bebas riba?
- Masih banyakkah manusia yang melibatkan doa sebagai modal utamanya dalam berusaha dan bekerja?
- Masih banyakkah manusia yang peduli dari mana sumber uang yang diterimanya?
- Masih banyakkah manusia yang peduli dengan sumber makanan yang dimakannya?
- Masih banyakkah manusia yang rindu dengan tegaknya aturan Allah di muka bumi?
Penemuan saya begitu menyenangkan. Rupanya di luar perkiraan saya, ternyata masih banyak saudara kita yang rindu dan peduli atas hal-hal yang saya tanyakan di atas. Bahkan sebagian besar menanti adanya orang atau pihak yang menunjukan caranya pada mereka. Benarlah analisa saya selama ini bahwa, “Indonesia bukan tengah kehilangan orang-orang baik, melainkan hanya kesusahan mencari orang-orang baik yang lain yang sevisi untuk diajak berbuat kebaikan bersama”.
Kenapa jadi susah? Karena seringkali kita malu menyampaikannya dan malu mengikrarkannya. Kita takut dianggap sok bener, sok alim, sok suci, munafik, dan predikat-predikat lainnya yang bisa jadi kita akan risih menerimanya. Padahal sebenarnya yang terjadi orang lain juga tengah menanti dan mendeteksi siapa sosok pribadi yang bisa mereka ajak diskusi dan bersama-sama berbuat kebaikan dalam menegakkan cara-cara syar’i, menegakkan halal sebagai filter diri, membasmi riba, dan menghidupkan kembali Sunnah Nabi sebagai solusi. Merinding saya menulis ini.
Kabar itulah yang kemudian membuat saya bergairah dan berdoa dengan sangat serius, “Ya Rabb, jika memang melalui tanganku kerinduan mereka terjawab, maka ilhamkanlah kepadaku solusi yang menjadi jawaban dari apa yang mereka rindukan selama ini.” Melalui Entreprayer inilah saya kemudian bercita-cita untuk membuat solusi atas kerinduan hal-hal di atas menjadi suatu yang nyata.
Biar Kita Berhenti Berdalih dengan Keluhan
Mungkin sebagian kita selama ini hanya bisa mendengar keluhan:- “Abisnya, pedagang yang lain juga curang.”
- “Abisnya, nggak ada yang jual daging yang benar-benar meyakinkan kehalalannya.”
- “Abisnya, semuanya sekarang pakai sistem riba, sih.”
- “Abisnya, susah cari mitra yang menjalankan sistem yang benar dan sesuai sunnah.”
- “Abisnya, susah nyari rezeki kalau nggak pake cara yang dilakukan orang-orang lainnya.”
Berbagai keluhan “sampah” bernada serupa membuat kita jadi semakin lupa bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Bijaksana. Nah, biar kita nggak lagi mengeluh dan mendengar keluhan yang sama. Yuk, kita bangkit, beraksi, berkumpul, dan bersama-sama kita membangun jalur pipa kehidupan kita sendiri.
Sungguh berdosa jika sampai hari ini kita tetap saja berlindung dibalik pemakaian kondisi darurat sebagai pembenar atas hal-hal yang Allah dan Rasul-Nya perangi, sementara kita sendiri tak pernah memikirkan dan merencanakan munculnya solusi. Mau sampai kapan kita berdalih dengan kondisi darurat? Pantaskah jawaban ini kita ucapkan di hadapan Allah kelak? Padahal Dia telah menganugerahkan pikiran yang luar biasa dan jumlah yang banyak atas kita? Hanya karena kita tak memikirkan solusi dan tak bersatu bukan berarti menjadikan kondisi darurat mampu menjadi pembenar dan peredam kegelisahan kita atas dosa.
Kita bangun komunitasnya, kita dukung gerakannya, kita hidupkan programnya, dan kita siap menjadi perwakilan-perwakilannya di setiap kota di Indonesia. Siap???
“Menentukan masa depan jauh lebih mudah dilakukan daripada terlarut dalam sesal kesalahan masa lalu yang menyesatkan.” – Andre Raditya
Selengkapnya
kunjungi entreprayer.com
Assalamu Alaikum,
BalasHapus“Dan orang-orang yang berjuang sungguh-sungguh untuk mencari keridhaan-Ku, maka benar-benar Aku akan tunjukkan mereka kepada jalan-jalan menuju keridhaan-Ku.” (Q.S Al Ankabut : 69)
Semoga tujuan mulia ini dimudahkanNya untuk tercapai. Tetap saling doa untuk kebaikan.
Tugas mulia akan dapat terselesaikan oleh orang-orang yang berhati mulia.
Salam Berkah
www.salingdoa.com