Bantahan logo, tagline radio rodja

Bismillahirrahmanirrahiim,.....
Saat ini disebarkan diberbagai situs dan jejaring sosial gambar logo, tag line dan frekwensi Radio Rodja yang di otak atik tanpa ilmu dan landasan syari'at sama sekali,berikut sedikit bantahannya:

1. Kata RODJA adalah singkatan dari Radio Dakwah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah bukan dari kata dalam suku gothic [Bavaria] sebagaimana yang dituduhkan,bahkan kami baru tahu ada suku ghotic dari artikel tsb apalagi memakai sebuah kata dari bahasa mereka.


2. logo rodja diputar ke derajat tertentu agar sesuai dengan logo mata satu, padahal sebenarnya logo tersebut adalah kombinasi antara huruf "r' dan huruf "ro" bahasa arab.

3. Tag-line radio RODJA : ‘menebar cahaya sunnah’.
Mengapa memilih kata “cahaya” ? kami tegaskan bukan berasal dari bahasa latin illuminatus atau ILLUMINATI akan tetapi kata cahaya tersebut diambil dari bahasa arab "An Nuur" yang berarti cahaya, dalam Al Qur'an ada Surat An Nuur, silahkan buka ayat ke 35 dalam surat tersebut,ada kalimat نار نور على نور , yang artinya Cahaya diatas cahaya, penjelasan sebagian ulama yang dimaksud adalah cahaya Al Qur'an dan cahaya iman.
Cahaya memiliki sifat menerangi, dan setiap muslim meyakini bahwa Al Qur'an adalah wahyu Allah ta'ala yang menjadi penerang dan pedoman serta bimbingan setiap muslim, selain Al Qur'an setiap Muslim juga meyakini bahwa As Sunnah merupakan penerang yang menjelaskan Al Qur'an, inilah 2 sumber hukum Islam yang menjadi penerang dalam kehidupan setiap muslim didunia dan akhirat. dalam upaya untuk menyebarkan cahaya Al Qur'an dan Sunnahlah Radio Rodja didirikan sehingga dijadikan tag-line "menebar Cahaya Sunnah" .

Bagi pembaca yang cerdas dan diberikan kebeningan hati tentunya bertanya,..mengapa hanya kata "cahaya' yang diotak-atik ? mengapa kata Sunnah tidak ditoleh sama sekali ? ini menunjukan bahwa pembuat artikel tersebut tidak memiliki perhatian sedikitpun terhadap kata "Sunnah" yang memiliki kedudukan mulia dalam syari'at Islam tersebut dan karena memang akan sulit mengotak-atik kata "sunnah" jika menggunakan sumber rujukan orang-orang kafir sebagaimana kebiasan penulis artikel tersebut.

4. artikel tersebut berusaha mencocokan frekwensi 756 mencocoki kode-kode tertentu yang memiliki makna terselubung sebagai “ ideologi rasa benci" ,maka kami katakan bahwa : frekwensi 756 khz adalah frekwensi yg ditentukan oleh pemerintah melalui ISR (izin Siaran Radio ) dan IPP (Izin Penyelenggaraan penyiaran), tdk ada upaya dan keinginan dari radio rodja secara khusus memakai frekwensi 756 khz sehingga dimaknai oleh artikel tersebut sebagai "ideologo rasa benci",metode pencocokan dengan huruf-huruf yahudi yang mereka gunakan menunjukan penulis artikel tersebut lebih percaya kepada sumber nukilan dari yahudi,sebuah kontradiksi yang cocok dengan peribahasa "maling teriak maling"

demikian sedikit klarifikasi yang kami sampaikan,semoga Allah ta'ala menjauhkan kaum muslimin dari fitnah dan makar untuk menjauhkan ummat dari dakwah Tauhid dan Sunnah..aamiin


http://www.facebook.com/radiorodja.rodjatv/posts/10151981395338084

Komentar